Geruduk Gedung Uniland Plaza Masyarakat Adat Sebut PT TPL Pencuri Tanah Ulayat dan Harus Diusir
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Masyarakat adat yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup PT TPL menyebut perusahaan bubur kertas itu pencuri tanah ulayat milik masyarakat.
Atas dasar itu, masyarakat adat meminta agar PT TPL diusir dari Tano Batak, khususnya di wilayah Danau Toba.
"Kami ingin menyuarakan bahwa kehadiran PT TPL mengambil lahan-lahan masyarakat," kata peserta aksi, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Aliansi Gerak Tutup TPL Desak KLHK Tutup Operasional PT TPL
Peserta aksi juga mengajak masyarakat untuk menyuarakan kriminalisasi yang dilakukan aparat kepolisian terhadap Togu Simorangkir ketika datang ke Jakarta hendak menghadap Persiden RI Joko Widodo.
Togu Simorangkir sempat terlibat cekcok dengan petugas mengaku orang Batak, saat diminta menjalani swab saat masuk Jakarta.
Amatan Tribun Medan, sebelum aksi dilakukan pihak kepolisian mengingatkan massa aksi untuk tetap menaati protokol kesehatan.
Baca juga: Di Bawah Tugu DI Panjaitan Masyarakat Teriak Tutup PT TPL
Selain itu, massa aksi juga disarankan agar tidak melakukan tindakan anarkis di depan gedung Uniland Plaza.
Selain pihak kepolisian, turut hadir petugas Satpol PP.
Dalam lembaran statemen yang dibagikan peserta aksi, adapun tuntutan mereka diantaranya:
1. Mendesak Presiden RI untuk memiliki itikad baik bertemu dengan tim 11, peserta aksi jalan kaki aksi tutup PT TPL dan perwakilan Aliansi Gerak Tutup TPL serta mendengarkan rakyat untuk tutup TPL.
Baca juga: Sengketa Antara Masyarakat Adat Natumingka dengan PT TPL, Ini Penjelasan Sekdakab Toba
0 Response to "Geruduk Gedung Uniland Plaza Masyarakat Adat Sebut PT TPL Pencuri Tanah Ulayat dan Harus Diusir"
Post a Comment